LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM BOTANI “BENDA-BENDA MATI DALAM SEL DAN ALAT-ALAT TAMBAHAN”

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM BOTANI

“BENDA-BENDA MATI DALAM SEL DAN ALAT-ALAT TAMBAHAN”

logo-baru

Oleh:

APRIANUS TELAUMBANUA

NIM.D1B1 17 004

 

 

 

 

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selain benda hidup terdapat benda tidak hidup (protoplasmik)  yang disebut benda ergastik. Benda ergastik ini ada yang bersifat cair yang terdapat dalam cairan sel berupa asam organic, lemak, protein, karbohidrat, tannin, antosian, alkaloid, minyak etiris, dan harsa. Benda ergastik yang bersifat padat yaitu amilium, aleuron, Kristal Ca Oksalat, Kristal putih telur.

Benda-benda mati dalam plasma sel (sitoplasma) berada dalam dua wujud, yakni berwujud semacam cair dan berwujud benda padat. Benda berwujud cair mencakup cairan lemak dan aetheris. Benda berwujud padat terdiri atas dua bentuk, yakni kristal garam oksalat (Ca(CO2)2) dan bentuk eleuron dan kristal zat putih telur. Kristal garam oksalat dapat ditemukan dalam sel daun jeruk (kristal besar), daun bayam (kristal kecil), bunga pukul empat (kristal jarum), pada lapisan epidermis daun golongan graminae, palm dan anggrek (kristal kersik). Bentuk aleuron dan kristal zat putih telur (albumin) yang terdapat pada sel biji jarak atau padi.

Benda padat dalam sel biji/umbi sebagai sumber karbohidrat untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia adalah butir tepung, yang dikenal dengan istilah amilum. Pembentuka amilum dimulai dari pembetukan hilus atau hilum. Hilum yag terletak di tengah-tengah butir tepung dan berbentuk bulat lebih mengarah ke pembentukan butir tepung kosentris. Butir tepung kosentris dapat ditemukan dalam sel tanaman ketela rambat (Ipomea batatas). Hilum dapat terletak tidak di tengah-tengah  butir tepung eksentris atau butir tepungnya berbentuk bulat telur. Butir tepung eksentris dapat ditemukan pada sel umbi kentang (solanum tuberosum).

Butir tepung dapat ditemukan berdasarkan jumlah hilum sel biji/umbi. Berdasarkan jumlah hilum maka dibedakan butir tepug dalam tiga golongan, yaitu: butir tepung tunggal, butir tepung semi majemuk dan butir majemuk. Satu butir tepung dengan satu hilus ditemukan dalam sel Ipomea batatas. Butir tepung semi majemuk memiliki dua hilus dilingkari masing-masing lamella kemudian terdapat lamela lagi yang mengelilingi seluruhnya, terdapat pada S. tuberosum. Butir majemuk tersusun atas beberapa bagian dengan hilusnya masing-masing dan tidak ada suatu lamela yang mengelilingi seluruh butiran. Kelompok butir tepung ini dapat ditemukan dalam sel biji O. Sativa L.

Berdasarkan teori-teori di atas yang membahas tentang keberadaan sel-sel mati dalam sel dan alat-alat tambahan, maka perlu dilakukan paktikum untuk mengetahui keberadaan dari sel-sel mati dan alat-alat tambahan dalam sel tersebut.

 

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum “benda-benda mati dalam sel dan alat-alat tambahan”  adalah untuk memberi pengalaman kepada praktikan dalam menyiapkan preparat untuk pengamatan benda-benda mati dalam bentuknya dalam sel. Memberi keterampilan kepada praktikan dalam mengamati benda-benda mati dan bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan. Serta memberi pengetahuan kepada praktikan terkait variasi benda-benda mati dan bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan.

Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat terampil dalam menyiapkan preparat untuk pengamatan benda-benda mati dalam sel dan benuk bagian tambahan jaringan tumbuhan seprti papillae dan tricoma.. Praktikan terampil dalam melakukan pengamatan terhadp benda-benda mati dan bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan. Serta praktikan mampu menyajikan dan mendeskripsikan secara visual benda-benda mati dan bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran biologi sel memiliki peran yang sangat penting dalam melatih pemahaman, kemampuan penalaran (reasoning), aplikasi konsep, berpikir analitik, serta memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang fenomena kehidupan yang berhubungan dengan struktur, fungsi, serta keterkaitan antara struktur dan fungsi sel. Fenomena kehidupan sel yang merupakan sistem unik hanya dapat teramati menggunakan teknologi tinggi, dan dapat dipelajari melalui pendekatan molekuler. Karakter Biologi Sel yang spesifik tersebut dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan kemampuan berpikir mahasiswa. (S. . Saptono, dkk 2013).

Tinjauan tentang sel ditekankan pada struktur sel dengan bagian-bagiannya yang dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu bagian sel yang bersifat hidup (komponen protoplasmik) dan bagian sel ytmg bersifat mati (komponen non-protoplasmik). Pada awal perkembangannya, sebelum ditemukan mikroskop elektron, tinjauan anatomi tumbuhan hanya mengandalkan mikroskop cahaya dengan batas ketelitian sampai ukuran 100 nm. Oalam konteks ini, para anatomis baru dapat mengamati struktur luar inti sel dan beberapa organela di antaranya mitokondria dan plastida. Komponen nonprotoplasmik, ditunjukkan adanya dinding sel, vakuola dan benda ergastik lainnya. Benda ergastik ini, oleh beberapa anatomis dikelompokkan menjadi produk makanan, produk sekret, dan produk buangan. (L. Hartanto Nugroho,2014).

Bahasan tentang sel merupakan hal mendasar untuk memahami organisme, karena sel mrupakan struktur dan fungsi terkecil dari organisme, dan hampir semua organisme tersusun atas sel. Sel umumnya tersusun atas membran, sitoplasma, dan inti. Ada organisme yang tidak tersusun atas sel contohnya virus. Virus tidak memiliki sitoplasma, terdiri atas protein, RNA atau DNA, karbohidrat, lemak, dan mineral. Organisme seluler ada yang terdiri atas satu sel atau uni seluler dan ada yang terdiri atas banyak sel atau mullti seluler. Cabang biologi yang membahas khusus tentang sel disebut sitologi. (Taufik Rahman, 2007).

Di dalam sel-sel makhluk hidup khususnya sel tumbuhan selain banyak dijumpai adanya benda-benda protoplasmik (hidup) juga terdapat benda-benda nonprotoplasmik (tak hidup) atau disebut benda ergastik. Benda-benda ini terdiri dari substansi yang bersifat cair maupun padat dan merupakan hasil dari metabolisme sel. Adapun benda ergastik yang bersifat padat adalah amilum, aleuron, kristal Ca-oksalat, kristal kersik, sistolit, dll. Sedang benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan metabolisme yang bersifat organik atau anorganik terdapat di dalam cairan sel berupa zat-zat yang larut di dalamnya, antara lain asam organik, karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin, antosian alkaloid, minyak eteris atau minyak atsiri dan hars, yang ditemukan dalam sitoplasma atau dalam vakuola Zat yang terlarut di dalam cairan sel berbeda-beda untuk setiap sel, bahkan dalam sebuah sel komposisi zat yang terlarut di masing masing vakuola mungkin berbeda satu sama lain. (Hery Purnobasuki,2011).

 

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo pada hari Kamis, 19 Oktober 2017 pukul 13.00 WITA  sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku catatan praktek, buku gambar ukuran A4, pensil, silet, pulpen, busur, peruncing, penghapus, tisu lensa, air syringe, lap yang terbuat dari bahan kaos bersih, gelas objek dan gelas penutup, pipet pasteur dan tisu gulung ukuran kecil.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kacang merah (Phaseolus vulgaris), kentang (S. tuberosum), ubi jalar (I. batatas), jarak (Ricinus comumunis), bayam (Amarantus sp.), bunga telang (Clitoria ternatea), daun waru (Hibicus tuliaceus), daun durian (durio zibhethinus), daun keluwih (Artocarpus communis) dan mikroskop.

 

 

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah mengambil butir-butir amilum dari kacang merah, ketang dan ubi jalar, menetesi air lalu mengamati di bawah mikroskop; Membuat irisan melintang dari endosperma biji jarak tetesi air lalu amati di bawah mikroskop; Membuat irisan melintang dari batnag bayam, menetesi air lalu mengamati di bawah mikroskop; Mengiris sel-sel epidermis bunga telang (permukaan atas tajuk bunga), menetesi air dan mengamati di bawah mikroskop; Mengiris sel-sel epidermis (permukaan bawah) dari daun waru, duian keluwi, menetesi air lalu mengamati di bawah mikoskop; Menggambar semua bahan dengan jelas masing-masing perbedaan bentuk serta menulis bagian-bagiannya.

 

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

 

No Tumbuhan Keterangan
1 Kacang merah

 

 

 

 

 

10x

 

 

Trikoma
2 Kentang

 

 

 

 

 

 

10x

 

Trikoma
3 Ubi jalar

 

 

 

 

 

 

10x

 

Trikoma
4 Jarak

 

 

 

 

 

 

10x

 

Belum dilakukan pengamatan
5 Bayam

 

 

 

 

 

 

10x

 

1. Trikom

2. Amilum

6 Bunga telang

 

 

 

 

 

10x

 

1. Trikoma

2. Amilum

7 Daun waru

 

 

 

 

 

 

10x

Amilum
8 Daun durian

 

 

 

 

 

 

10x

Amilum
9 Daun keluwih

 

 

 

 

 

 

10x

1. Trikoma

2. Amilum

 

 

4.2 Pembahasan

Dalam praktikum kali ini membahas tentang bagian bentuk sel mati pada tumbuhan dan alat-alat tambahan. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil kerena sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri.

Dalam percobaan ini kita akan mengetahui berbagai macam bentuk-bentuk sel mati dan alat-alat tambahan dari kacang merah (Phaseolus vulgaris), kentang (S. tuberosum), ubi jalar (I. batatas), jarak (Ricinus comumunis), bayam (Amarantus sp.), bunga telang (Clitoria ternatea), daun waru (Hibicus tuliaceus), daun durian (durio zibhethinus), dan daun keluwih (Artocarpus communis). Bahan-bahan tersebut di iris dan dilakukan pengamatan di bawah mikroskop.

Secara umum benda-benda mati dalam sel terdiri dari:

  1. Amilum

Amilum (pati) merupakan butir-butir tepung yang dapat disimpan sebagai cadangan makanan. Pada setiap jenis tumbuhan, butir amilum mempunyai bentuk dan susunan tertentu, namun pada umumnya berbentuk bundar atau lonjong. Adanya perbedaan bentuk dan susunan butir amilum ini karena adanya hilus (titik permulaan terbentuknya butir tepung) di setiap butir tepung.

Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi:

a.Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat satu hilus

b.Amilum setengah majemuk, apabila terdapat dua hilus dan masing-masing    dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.

c.Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.

Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya. lamela-lamela disebabkan pada waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengaruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetesi alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi, misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.

  1. Aleuron dan kristal protein

Di tempat penyimpanan makanan cadangan (misalnya biji) selain amilum terdapat juga protein. Pada waktu biji masih muda, terdapat vakuola berukuran kecil dan berjumlah banyak. Menjelang biji menjadi tua, vakuola menjadi dan besar. Setelah biji mengering, air dalam vakuola menjadi semakin sedikit sehingga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya (protein, garam dan lemak) semakin besar. Karena peristiwa pengeringan ini maka vakuola pecah menjadi beberapa vakuola kecil-kecil yang berisi protein, garam dan lemak. Kemudian zat zat tersebut akan mengkristal. Vakuola yang berisi kristal ini disebut aleuron.

  1. Kristal Ca-oksalat

Kristal merupakan hasil tambahan yang terjadi pada berbagai proses metabolisme. Yang paling sering ditemukan adalah kristal garam kalsium, terutama Ca-oksalat (kalsium oksalat). Kristal Ca-oksalat merupakan hasil akhir atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan karenanya diendapkan berupa garam Ca-oksalat. Kristal ini terdapat di dalam plasma atau vakuola sel dan larut dalam asam kuat (HCl dan H2SO4). Bentuk dari kristal Ca-oksalat bermacam-macam, ada yang berupa kristal panjang, jika padat serta ditemukan sendiri-sendiri disebut stiloid; kristal tunggal besar (daun Citrus sp); kecil berbebntuk prisma kecil seperti pasir (tangkai daun Amaranthus); jarum/rafida (daun Ananas commosus, daun Mirabilis jalapa,); bintang/roset (= majemuk) terdapat pada daun Datura metel, sisik, pyramid; kristal majemuk dan terhimpun dalam kelompok bulat disebut drus; dan sebagainya.

  1. Lainnya

Minyak dan lemak termasuk lipida serta senyawa lain yang bersifat lemak seperti malam, suberin dan kutin juga merupakan zat ergastik. Zat-zat itu langsung dibentuk oleh sitoplasma dan elaioplas. Pada biji, embrio dan sel meristematik umum terdapat bahan cadangan seperti minyak dan lemak.

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan benda-benda mati yang ditemukan dalam sel berupa amilum (pati) dan tricoma. Amilum terdapat pada tumbuhan yang diamati umbinya sedangkan tricoma terdapat pada tumbuhan yang pengamatannya dilakukan pada daun.

 

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum ini dengan judul “benda-benda mati dalam sel dan alat-alat tambahan” disimpulkan bahwa dapat memberikan pengalaman kepada praktikan dalam menyiapkan preparat ntuk pengamatan benda-benda mati dan bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan seperti pappilae dan tricoma. Benda-benda mati dalam sel terdiri dari amilum, Aleuron dan kristal protein,Kristal Ca-oksalat dan alat-alat tambahan. Amilum terdiri dari amilum tunggal, amilum semi majemuk, dan amilum majemuk. Selain amilum di dalam sel, kita juga dapat menemukan tricoma yang merupakan benda-benda mati dalam sel yang bentuknya ada tanda positif dan negatif di dalam inti selnya juga dalam bentuk titik-titik.

 

5.2 Saran

Saran saya pada praktikum kali ini adalah, sebaiknya pengamatan dilakukan dengan benar serta memperhatikan cara pengirisan sehingga tidak terjadi kesalahan. Praktikan seharusnya harus meneliti di bawah mikroskop seluruh bahan yang disediakan dan praktikan bergatian dalam mengamati di bawah mikroskop.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Hery Purnobasuki.2011.Inklusi Sel.PUBLISH:24-05-2011 11:14:08.

Taufik Rahman, 2007.SEL DAN JARINGAN. UPI BANDUNG.

irwina syafitri .2015. Laporan praktikum botani farmasi.http://botani farmasi benda elgasitikra.blogspot.co.id/2015/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html di akses tanggal 22 Oktober 2017.

S. Saptono1.dkk 2013. MODEL INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF (IAAF) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SEL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK MAHASISWA CALON GURU.Jurnal Pendidikan Ipa Indonesia 2 (1):31-40.

L. Hartanto Nugroho.2014.PERAN ANATOMI DALAM STUDI BIOSINTESIS DAN AKUMULASI METABOLIT SEKUNDER PADA TUMBUHAN.Jurnal UGM.Ac.Id.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

Kacang merah                            Ubi jalar                         Bunga telang

Perbesaran 10x                      Perbesaran 10x                   Perbearan 10x

 

 

 

 

 

 

Daun keluwih                         Daun waru                           Kentang

Perbesaran 10x                     Perbesaran 10x                  Perbesaran 10x

 

 

 

 

 

Daun durian                     Batang bayam

Perbesaran 10x                  Perbesaran 10x

 

Published by Aprian Tel

Hi guys, welcome to my blog, hope you fun to enjoy my blog. Let's coneected.

Leave a comment